Senin, 27 September 2010

Sang Peneliti (perbandingan orang indonesia dan luar negri)



mengapa di Indonesia tidak muncul peneliti-peneliti yang tangguh yang namanya terdengar di seluruh dunia?
Heran juga. Padahal katanya orang Indonesia  kalau kuliah di luar negeri banyak yang memiliki prestasi.
kualitas mahasiswanya secara umum sepertinya tidak kalah dengan kualitas mahasiswa ITB yang di Indonesia.

coba amati beberapa hal dari peneliti luar negeri. Berikut ini adalah cuplikan beberapa karakteristik atau sifat peneliti luar negeri.



Memiliki obsesi terhadap suatu masalah. Peneliti barat (luar negeri) umumnya terobsesi oleh suatu masalah, baik mulai dari kecil ataupun mulai dari dewasa. Obesesi ini diteruskan tanpa memperdulikan halangan-halangan dan rintangan yang ada. Hal ini juga terjadi dalam kehidupan sehari-harinya. Ada orang yang memiliki obsesi mendaki gunung, sehingga semua usahanya dicurahkan untuk mendaki gunung. Ketika dia memiliki uang, maka dia akan pergi ke gunung-gunung yang sulit didaki. Sampai ke Himalaya pun dia kejar. Obsesi ini tetap dikejarnya meskipun dia tidak memiliki uang. Peneliti Indonesia umumnya tidak memiliki obsesi terhadap sebuah bidang. Mereka beralih kepada topik-topik yang sedang "in" atau yang memiliki potensi pendanaan. Alasan demi "dapur ngebul" merupakan alasan klasik yang sering ditemui.

Bekerja keras. Etos kerja dari orang barat nampaknya perlu ditiru. Jika seorang pekerja datang terlambat, maka dia akan menambahkan waktu kerjanya sendiri sehingga pekerjaannya dapat diselesaikan. Di tempat kita sering kita temui pekerja yang berleha-leha, santai saja. Di kantor baca koran, kongkow-kongkow dan rokokan. Kalau perlu, curi-curi waktu untuk pulang lebih cepat.


Pantang menyerah. Menghadapi tantangan, peneliti luar negeri pantang menyerah. Dalam mencoba sesuatu ribuan percobaan dilakukan. Edison menemukan lampu setelah ribuan kali mencoba. Banyangkan jika dia menyerah setelah gagal pada percobaan kesepuluh. Mungkin kita tidak punya lampu. Kegagalan di luar negeri bukan berarti aib. Ini merupakan bagian dari penelitian. Sementara di Indonesia kegagalan merupakan aib yang ditutup-tutupi.

Mendokumentasikan kegiatan dengan baik. Peneliti luar negeri selalu menggunakan logbook, work notes, dan catatan-catatan lainnya. Dengan demikian penerus penelitian tidak harus mulai dari awal lagi. Sementara peneliti di Indonesia sering hanya mengingat-ingat tanpa menuliskan temuannya (baik yang berhasil maupun yang gagal). Pendokumentasian ini sangat baik sehingga kita masih bisa membaca tulisan-tulisan atau karya ilmiah jaman dahulu. Pendokumentasian era juga hubungannya dengan perpustakaan. Kalau kita bandingkan di Indonesia dan di luar negeri, perpustakaan di Indonesia sangat menyedihkan dan tidak dianggap sama sekali.
Melanjutkan pekerjaan pendahulu.
Jujur terhadap ilmu pengetahuan.
Rajin membaca.
Tidak membutuhkan gelar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar