Jumat, 22 Oktober 2010

Tentang Kejujuran

Kejujuran bagi manusia jaman sekarang adalah sesuatu harta yang sangat suli dicari. Meskipun banyak yang mengangap tidak bernilai, tapi ini kejujuran adalah nilai lebih dari setiap manusia yang berbeda. Begitu sulitnya menemukan kejujuran, bahkan meskipun perut sudah penuh dengan makanan. Tapi masih saja berani mengatakan masih kelaparan di antara orang-orang yang benar-benar kelaparan.

Jangankan menemukan kejujuran yang dilakukan orang lain ke orang lain. Terkadang dan bisa dikatakan mungkin sering, kita tidak pernah jujur kepada diri sendiri. Betapa munafiknya orang-orang, termasuk aku akan sebuah nilai kejujuran.
Hilangnya kejujuran di hati nurani manusia memberikan dampak yang tidak saja menyusahkan diri sendiri, namun orang lain juga pastinya terkena dampaknya. Korupsi uang yang seharusnya bukan miliknya, orang kaya yang membeli BBM subsidi, padahal untuk membeli BBM khusus mobil mewahnya dia masih mampu.
Bayangkan jika semua orang sudah dalam keadaan kenyang, namun mereka hidup di lingkungan orang lapar. Masih berani-beraninya dia berteriak, lapar, lapar, dan lapar. Tak peduli orang lain kelaparan.
Pertanyaan kita, apakah sangat sulit bagi manusia sekarang ini melakukan sebuah kejujuran?  Tidak hanya untuk orang lain, untuk dirinya sendiri. Melakukannya apakah kita harus belajar dahulu?. Atau memang dari hati nurani kita memang tidak ingin berbuat jujur? Bisakah kita jujur?
Lalu bisakah kita belajar jujur di sekolah, lingkungan sosial, awal mulanya dari orang tua, atau malah melalui sebuah buku? Saya yakin, dari banyak pilihan belajar untuk melakukan kejujuran dari semua banyak pilihan, buku adalah pilihan terakhir.
Dari buku, saya malah bertambah yakin dan pasti, dengan jujur ini saya ucapkan, tidak akan banyak buku yang bisa mengambarkan bagaimana kehidupan orang yang selalu berbuat kejujuran.
Maaf setelah membaca panjang dan mungkin anda tidak menemukan maknanya. Tapi terus terang menulis ini buka untuk sebuah wacana promosi. Melainkan mengajak untuk memberikan sikap atau menyingkapi bahwa kejujuran adalah nilai utama. Saya ingin menceritakan tentang sebuah buku yang mengambarkan kejujuran.
Novel karangan penulis gaek indonesia, Arswedo Atmowiloto berjudul Blakanis. Buku yang dikeluarkan pda Juni 2008 dan setebal 283 ini secara gamblang memberikan gambaran nyata bagaimana orang yang berbuat jujur.
Blakanis oleh Arswendo dimulai dari seseorang yang biasa menyebut dirinya Ki Blaka. Mungkin kata ini mempunyai arti harfiah blak-blakan atau bicara terbuka tanpa takut apapun serta dipaksa siapapun.
Ki Blakan mengajak semua orang untuk berbuat jujur. Pertama jujur untuk diri sendiri kemudian jujurlah kepada orang lain meskipun itu akan menyakitkan. Kejujuran adalah modal utama, demikian inti dari buku ini.
"Musuh utama kejujuran bukanlah kebohongan. Melainkan kepura-puraan. Baik pura-pura jujur atau pura-pura berbohong." inilah awal tulisan yang akan memaparkan tentang arti kejujuran. Berpura-pura kita akan mengingkari kedua hal, baik itu kejujuran maupun kebohongan. Saat melakukan dan terus masuk ke dunia kepura-puraan, maka kita tidak sadar bahwa itu adalah pura-puraan.
Arswendo berani menghubungkan bahwa kejujuran adalah sebuah tindakan yang sangat berkaitan dengan sebuah hubungan atau beribadah pada Tuhan YME. Berkata jujur, sudah mengisyaratkan bahwa kita ini sudah percaya an beriman kepada Sang Pencipta. Berbuat kejujuran seperti malakukan doa.
Sulitkan melakukan sebuah kejujuran? Arswendo melalui Ki Blaka menyatakan bertindak dengan dasar kejujuran tidaklah sulit, lebih mudah daripada melakukan kebohongan.
"Jujur itu seperti bernafas. Tidak usah belajar lebih dahulu bagaimana memulainya. Sangat sederhana, semua bisa melakukannya. Sayangnya, karena sangat sederhana itulah semua orang mudah melupakannya."
Sayangnya sama seperti di dunia nyata bahwa orang yang selalu berbuat jujur akan hancur. Dengan alasan stabilitas politiklah, ekonomilah, hingga kestabilan yang lainnya. Ki Blaka, orang yang mengajarkan jujur malah hancur atau lebih tepatnya dihancurkan.
Membaca Blakanis, kita seperti diajak untuk membuka diri sendiri. Sudahkan kita jujur, pada orang lain atau kepada diri sendiri?. Dan mungkin jujur kepada Ilahi.
Poin penting dari buku ini, pertama kejujuran masih ada dan masih banyak yang melakukannya. Meski terlihat nyata di novel, namun berbanding terbalik di dunia nyata.
Kedua, jujur adalah merupakan doa dan nafas bagi setiap manusia yang melakukannya. Sehingga tidak ada alasan satupun ataupun bagi manusia berbuat sebuah kejujuran. Mulailah dengan nafas, kemudian doa.
Ketiga, ini yang sedikit membuat bahagia. Arswendo berani menuliskan nama saya sebagai satu-satunya penganti dari Ki Blakan, Kukuh. Orang yang melakukan kejujuran. Sekarang anda boleh bertanya, bisakah saya melakukan kejujuran?

Membangun Rasa Percaya Diri

Pasti kita semua pernah mendengar saran yang meminta kita untuk bersikap dan bertindak dengan penuh percaya diri. Memang, rasa percaya diri diyakini memiliki banyak pengaruh dalam berbagai aspek dalam kehidupan kita. Membangun rasa percaya diri memang tidak semudah mengucapkannya, bahkan orang yang paling percaya diripun masih juga merasakan grogi sekali waktu. Tapi sebenarnya kita semua dapat tampil dengan penuh percaya diri dengan cara yang lebih alami, bahkan membentuknya secara instant. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk membangun rasa percaya diri Anda dalam waktu 15 menit.
Pertama-tama, untuk menemukan rasa percaya diri, kita harus mengenal secara gamblang apa sebenarnya yang dimaksud dengan gagasan PERCAYA DIRI itu sendiri. Berikut dijabarkan apa sebenarnya PERCAYA DIRI itu:

 1. Bersikap Tenang - Dalam setiap situasi di kehidupan ini, Anda perlu menjalankan tingkatan emosi secara layak. Memasukan terlalu banyak emosi dalam pengalaman, justru dapat membuat emosi itu sendiri mendidih. Anda dapat disebut percaya diri jika mampu bersikap tenang dalam menghadapi berbagai situasi yang berbeda.

2. Tidak Meledak-Ledak - Bagian kedua dari bentuk rasa percaya diri adalah mampu bersikap rileks saat menghadapi ketidakpastiaan. Dapat menghadapi masalah dengan kepala dingin, yang berarti mampu tetap tenang saat menghadapi situasi yang Anda sendiri merasa tak pasti. Jika Anda dapat mentoleransi ketidakpastian itu, juga pasti cukup percaya diri dalam menghadapi apapun.

3. Tak Khawatir Dengan Apa Yang Dipikirkan Orang Lain - Apa Anda pernah membayangkan menghadiri sebuah pertemuan, dan begitu Anda berada di sana ternyata jauh berbeda dengan bayangan? Itu menunjukan betapa sebenarnya imajinasi kita sangat tak dapat dipercaya! Berhentilah mereka-reka suatu keadaan dengan imajinasi Anda. Membayangkan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri Anda, hanya membuat Anda dipenuhi rasa khawatir.

4. Bersikap Rinci - Sebenarnya dibagian mana Anda menginginkan rasa percaya diri itu tumbuh? Sejatinya, rasa percaya diri itu sama sekali tak memiliki arti hingga Anda mengikatnya dalam sesuatu yang lebih rinci. Sudah dapat dipastikan Anda telah memiliki rasa percaya diri, jika Anda dapat memahami kata-kata ini, atau dapat membuat gambaran titik terang dan gelap di dalamnya. Jadi, tak dibutuhkan untuk menambal rasa percaya diri di manapun dalam pribadi Anda. Untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan dalam kehidupan ini, Anda mesti membangun bayangan nyata tentang apa yang benar-benar dapat dicapai. Pilah-pilahlah situasi yang Anda ingikan secara rinci dan lalu tuliskan. Dengan cara itu, berarti Anda mulai mengarahkan pikiran dalam jalur rasa percaya diri.

5. Pahami Istilah 'Apa yang Kamu Harap Itulah Yang Kamu Dapat' - Otak merupakan bagian dari tubuh kita yang membutuhkan tujuan jelas untuk diproses. Jika tugas-tugas telah disusun secara gamblang di otak Anda, maka ia akan melaksanakan apapun yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. Seperti jika Anda mencoba mengingat-ingat nama seseorang, beberapa saat Anda mengingatnya makan nama itu akan muncul di kepala Anda.
Otak 'mencoba mengingat' pengalaman yang dirancang dalam tugas-tugas atau cetak biru yang tersimpan dalam bawah sadar, seperti menata nama-nama yang Anda kenal - dimana Anda tak pernah memikirkannya secara sadar. Anda dapat memanfaatkan mekanisme alami ini untuk mulai membangun rasa percaya diri. Tapi, pastikan Anda telah merancang tugas-tugas yang benar di bawah sadar Anda, karena proses selanjutnya akan jadi sesuatu yang vital.

6. Jangan Penuhi Pikiran Dengan Hal Negatif - Saat Anda mengucap 'Aku tak mau mengacaukan', sebenarnya malah merancang tugas 'mengacaukan' dalam otak Anda. Rancang cetak biru untuk hal yang benar-benar Anda inginkan! Otak kita tidak bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan. Dan alam telah memberi Anda peralatan yang luar biasa ini, untuk merancang cetak biru tugas-tugas secara benar.

7. Gunakan Perancang-Tujuan Alami - Sekarang pahami betapa vital-nya merancang tugas-tugas yang benar dalam otak kita. Anda perlu mengetahui bagaimana melakukan ini dengan nyata. Hipnotis yang bagus akan 'memprogram' cetak biru dalam otak Anda melalui imajinasi. Jika Anda membayangkan perasaan percaya diri dengan kuat, dan bersikap santai sementara melakukan tahap hipnotis sederhana, maka bawah sadar Anda akan cukup kuat mendorong melakukan apapun. Dan secara mudah, cetak biru untuk bersikap santai telah masuk dalam bawah sadar Anda.
Ada tiga strategi sederhana untuk menumbuhkan rasa percaya diri secara instant:

1. Pikirkan secara rinci tentang waktu/tempat/situasi dimana Anda ingin merasa percaya diri. Ingat 'percaya diri' tidak memiliki arti apa-apa hingga Anda melekatkannya dalam sesuatu yang spesifik.
2. Mulai fokuskan dengan kata-kata yang tepat dalam pikiran Anda, tentang gambaran bagaimana Anda ingin bersikap di waktu dan tempat yang Anda inginkan. Mungkin kata-kata semacam, 'Tenang, rileks atau fokus' dapat berguna bagi Anda. Ingat, otak kita bekerja dalam penjelasan positif.
3. Tutup mata selama yang Anda inginkan, dan resapi bagaimana pengaruh kata-kata itu pada diri Anda. Lalu, bayangkan situasi itu dan latih dalam pikiran Anda aliran rasa percaya diri dan pikiran rileks. Cara ini berguna untuk membuat cetak biru atau 'tugas' bagi pikiran bawah sadar Anda.
Anda dapat mengulangi latihan ini sesering mungkin agar membuatnya lebih efektif, dan gunakan pada beberapa area dalam kehidupan Anda yang membutuhkan rasa percaya diri lebih.
Jadi, jika Anda merasa dikaruniai lebih sedikit rasa percaya diri dari pada orang lain, Anda dapat memulai merancang keseimbangan dengan menggunakan alat alami yang paling luar biasa dalam diri Anda sendiri, yaitu pikiran.

Kemampuan Kontrol Diri Anda

TIAP orang memerlukan kebebasan untuk menjadi kreatif dan mengaktualisasi diri. Di sisi lain, kendali dari dalam diri diperlukan sebagai regulasi atas dorongan dan kemampuan yang dimiliki, baik secara fisik, psikis, maupun perilaku.

Bertindak tanpa pikir panjang merupakan ciri khas yang melekat pada anak-anak. Mereka bertindak spontan. Bila sakit mereka akan menangis di mana saja, kapan saja, dan dalam situasi apa saja. Bila gembira, anak yang sehat akan berlarian, mencoret-coret, berteriak-teriak girang, atau melakukan apa pun yang ia inginkan.

Bayangkan bila perilaku semacam ini dilakukan oleh remaja atau orang dewasa. Tentu saja cukup aneh. Kita akan merasa sangat terganggu bila menemukan seseorang yang bukan lagi anak-anak bertindak sesuka hati, membiarkan dorongan-dorongan atau keinginan yang bersifat egoistis termanifestasi begitu saja.

Semakin bertambah usia seseorang, ia diharapkan semakin memiliki kendali atas perilakunya sendiri. Dengan kata lain, semakin mengembangkan kemampuannya mengontrol diri.
Kendali/kontrol diri (self-control) adalah pengaruh atau atau regulasi seseorang terhadap fisik, perilaku, dan proses-proses psikologisnya (Calhoun & Acocella, 1990). Ini merupakan hal yang sangat penting dalam hidup seseorang. Mengapa?

Pertama, kontrol diri berperan dalam hubungan seseorang dengan orang lain. Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa kita tidak hidup sendirian, melainkan di dalam kelompok, di dalam masyarakat. Padahal, kita memiliki kebutuhan pribadi seperti makanan, minuman, kehangatan, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut kita perlu mengendalikan diri sedemikian rupa, supaya tidak mengganggu orang lain.

Kedua, kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi. Setiap orang, dari budaya mana pun, selalu berharap mencapai tujuan tertentu dalam hidupnya. Contohnya, tujuan untuk memiliki kompetensi tertentu, mencapai kematangan pribadi, dan sebagainya, sesuai dengan standar yang ada dalam masyarakat.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut kita perlu belajar dan berusaha terus-menerus, dan mengendalikan diri dengan menunda pemuasan kebutuhan-kebutuhan sesaat demi mencapai tujuan jangka panjang.

Dengan mengembangkan kemampuan mengendalikan diri sebaik-baiknya, kita akan menjadi pribadi yang efektif, sehingga dapat secara konsisten merasa bahagia, bebas dari rasa bersalah, hidup lebih konstruktif, dapat menerima diri sendiri, dan juga diterima oleh masyarakat.

Kontrol Internal dan Eksternal
Semakin bertambah usia, seseorang diharapkan untuk semakin mengembangkan kemampuan mengendalikan perilakunya. Dari mana sumber kontrol perilaku seseorang? Sumbernya dapat dibedakan menjadi dua: faktor di dalam dan di luar diri seseorang.

Kontrol perilaku yang bersumber dari dalam diri biasanya disebut sebagai kontrol internal, dan yang bersumber dari luar diri disebut kontrol eksternal. Dalam kontrol diri (internal), individu mengatur perilaku dan standar kinerjanya sendiri; memberi ganjaran bagi dirinya sendiri bila berhasil mencapai tujuan; dan menghukum dirinya sendiri bila tidak berhasil mencapai tujuan.

Di sisi lain, dalam kontrol eksternal, individu menempatkan orang lain sebagai penentu (yang menjadi penyebab) perilaku, standar kinerja, dan ganjaran-ganjaran yang diperolehnya.
Dari dua jenis kontrol perilaku tersebut, kontrol pribadi (internal) dinilai lebih berharga. Sepanjang kita menggantungkan diri pada kontrol eksternal, kehidupan kita sebagian besar ditentukan oleh orang lain. Sebaliknya, dengan mengembangkan kontrol diri (internal) berarti kita mengendalikan dua hal: diri sendiri dan dunia sekitar kita.

Problem Pengendalian Diri
Seperti telah dijelaskan di atas, kontrol diri yang berkembang dengan baik akan memberikan banyak keuntungan bagi seseorang. Namun, dalam kenyataan, tidak semua kita mampu melakukan pengendalian diri secara konsisten.

Kemampuan pengendalian diri kita bervariasi. Ada orang yang sering terlalu banyak minum (hingga mabuk), yang lain terlalu banyak makan, yang lain lagi mudah kehilangan kontrol emosi, cenderung menunda pekerjaan, dan sebagainya. Bagaimana hal ini dapat terjadi?

Seperti halnya kontrol diri yang kuat, kontrol diri yang lemah juga berkembang melalui proses belajar. Contohnya, seorang remaja yang tetap impulsif, yakni selalu marah bila keinginannya tak terpenuhi, kemungkinan menjadi demikian karena sejak kecil orangtuanya selalu menuruti segala permintaan (berfungsi sebagai ganjaran) setiap kali anaknya itu merengek meminta sesuatu, terlebih-lebih bila anaknya mulai marah.

Ketika pola ganjaran semacam ini terjadi berulang-ulang, berarti si anak mengalami proses pembelajaran bahwa permintaannya pasti terpenuhi bila disertai marah. Selanjutnya ia mengembangkan pola perilaku marah setiap kali permintaannya belum terpenuhi.

Seseorang yang memiliki kebiasaan menunda pekerjaan, mungkin menjadi demikian karena sejak kecil terbiasa bekerja dalam tekanan orangtua (berfungsi sebagai hukuman). Dalam situasi demikian ia termotivasi melakukan tugas hanya untuk menghindari hukuman. Akibatnya, dalam situasi tanpa adanya tekanan, ia cenderung bermalas-malasan.

Menyalakan Lilin dalam Diri

Oleh: Gede Prama
Menjadi presenter di depan sejumlah pemimpin perusahaan minyak, menurut saya sering menantang dan memberi inspirasi. Menantang, karena berhadapan dengan sekumpulan orang brilian yang bisa menjadi sparring partner yang meyakinkan. Memberi inspirasi, sebab dengan tantangan-tantangan yang maha berat, kemudian kepala saya bisa mengeluarkan sesuatu yang tidak terfikirkan sebelumnya.
Di Hyatt Regency Bandung pada awal Desember 1998 lalu, untuk sekian kalinya saya menemukan pengalaman menantang dan penuh inspirasi ini. Sejumlah insinyur menghujani saya dengan pertanyaan tentang kualifikasi seseorang yang layak menjadi pemimpin.
Sebagaimana pernah saya tulis di lain kesempatan, dalam hubungan antarmanusia, orang lain sebenarnya cermin kita. Bila melihat muka jerawat di cermin, tentu saja yang diobati muka kita, bukan cerminnya. Hal yang sama juga berlaku bagi setiap gangguan dalam hubungan kepemimpinan. Mencari kesalahan di orang lain – kendati kadang berhasil membuahkan perubahan yang temporer – sama saja dengan mengobati jerawat di cermin.
Berdiri di atas keyakinan terakhir, setiap bentuk kualitas hubungan kepemimpinan, sangat diwarnai oleh seberapa terang ‘lilin’ yang ada di dalam diri sang pemimpin. Begitu lilin tadi menyala, sebagian besar permasalahan hubungan antarmanusia sudah terpecahkan.
Lady Diana, Mahatma Gandhi, Abraham Lincoln adalah sederetan pemimpin yang lilinnya menyala secara terang benderang. Dan lilin mereka demikian menerangi, karena tabungan perbuatan baiknya sudah menggunung.
Saya memang masih jauh dari kualitas yang dimiliki tiga pemimpin di atas. Bahkan, masih menyimpan banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Namun, perjalanan saya sebagai konsultan bertutur bahwa ada sejumlah langkah yang layak untuk dicermati.
Pertama, saya tidak antiego. Bahkan, banyak kemajuan didorong oleh mesin ego. Tulisan inipun ada karena sebagian didorong oleh ego. Namun, ego yang berlebihan sangat potensial mematikan lilin dalam diri kita.
Penyeimbang paling efektif dari ego adalah kebijakan. Yang terakhir ini bisa berasal dari kedewasaan, belajar dari filsafat, agama atau sumber kebijakan lainnya. Saya belajar kearifan justru dari orang-orang bawah. Tukang taman yang mengurus taman saya di rumah, satpam penjaga komplek, caddy yang mengantar saya di lapangan golf, atau supir jemputan putera-puteri saya adalah sebagian dari guru-guru kebijakan yang saya banggakan.
Betapa tidak membanggakan, mereka memberi saya kearifan, dengan uang demikian sedikit masih bisa bersukur ke Tuhan. Dengan penampilan yang sederhana, masih memiliki percaya diri berkomunikasi dengan orang lain. Dengan kerut muka hitam dan kotor, masih bisa tersenyum ke orang lain.
Lebih dari itu, karena kehidupan kerap bergerak naik turun seperti roda, saya sering diingatkan secara tidak langsung oleh mereka, bahwa sayapun bisa seperti mereka.
Kesombongan, sifat takabur, sok dan egoisme lainnya sering diobati secara sangat mujarab oleh ‘guru-guru’ di atas.
Kedua, dalam komunikasi, sering dikemukkan seseorang disebut berhasil bila sampai pada tataran communication with heart. Heart, kalau mau diperinci sebenarnya berasal dari kata hear dan kata art. Alias, seni mendengar. Terus terang, ada banyak sekali yang bisa diperoleh dengan menguasai seni mendengar.
Coba bayangkan sepasang suami isteri yang mempersiapkan rumah untuk arisan keluarga. Dari mengecat tembok, membersihkan rumah, membeli peralatan dan makanan sampai dengan membeli sejumlah hal yang membanggakan. Tidak sedikit dana dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu. Ini hanya sebuah ilustrasi, bahwa banyak manusia yang mau membayar mahal, hanya agar dihargai oleh orang lain. Dengan sedikit ketrampilan mendengar, Anda bisa memperoleh banyak sekali hal dari jutaan manusia yang haus penghargaan.
Ketiga, setiap orang memiliki sesuatu yang kecil bagi orang lain, namun besar artinya bagi si pemilik. Nama, putera-puteri, ulang tahun, baju, dasi, jam tangan dan masih banyak lagi yang lain, adalah sebagian dari hal kecil yang bisa memperbaiki kualitas hubungan antarmanusia.
Bayangkan bila Anda lupa dengan ulang tahun Anda hari itu, dan tiba-tiba ada kartu datang yang bertuliskan : happy birthday. Atau, bertemu dengan teman lama, dan ia ingat nama putera-puteri Anda. Atau, di tempat yang jarang dikunjungi, tiba-tiba ada orang yang memanggil nama panggilan Anda dengan nada penuh persahabatan.
Keempat, lilin dalam diri kita akan tampak terang bagi orang lain, bila kita memberikan our total body language. Bila berbicara dalam posisi berdiri, jangan lupa mengarahkan ujung kaki, dada dan muka ke lawan berbicara. Jika orang sudah bercerita hal-hal pribadi, tunjukkan empati Anda. Ajukan pertanyaan, yang bisa membuat orang semakin bangga akan dirinya.
Dan terakhir, ini mungkin sudah klise bagi Anda. Berjanjilah hanya tentang hal yang bisa dilakukan. Dan lakukan segala hal yang Anda telah janjikan.
Joseph Goldstein dan Jack Kornfield dalam The Path of Deep Meditation menulis : ‘wisdom is not one particular experience, nor a series of ideas or knowledges to be collected. It is an on going process of discovery.’
Nah, dibandingkan menghafalkan keempat langkah saya di atas, jauh lebih berguna bila Anda mulai menyalakan lilin dalam diri Anda sekarang juga.

Keberhasil itu dari diri sendiri


-Kemampuan ada batasnya, usaha tidak ada batasnya
-Dengan ketenangan hati dan pikiran, segala hal pasti ada jalan keluarnya (my self)
-Jika keras terhadap diri sendiri, dunia akan lunak padamu. Bila lunak terhadap diri sendiri, dunia akan keras terhadapmu
-kebiasaan para pahlawan adalah berpikir lebih cepat daripada orang biasa.
Bekerja sebelum orang lain bekerja.
beraktifitas lebih lama daripada orang biasa.
mengurangi jam-jam santainya.
menyedikitkan waktu tidurnya.
memberdayakan smuanya.
-Saat kamu jatuh namun bangkit, lalu jatuh dan bangkit lagi, terus dan terus, itulah sukses
-Berhentilah menyalahkan , waktunya bertanggungjawab

-Di saat orang lain tidur dalam putus asa, Seorang Pemenang telah bangun dan mengambil langkah yang berikutnya
-Saat satu pintu tertutup, maka ada Pintu lain yang terbuka
Maksud : Tiada guna menyesali yang telah gagal dicapai, pasti ada kesempatan lain yang muncul saat itu juga. Masalah hanya apakah anda mau mencari pintu baru tersebut.

-Seperti sebuah lingkaran: sebuah akhir adalah sebuah awal yang baru dan sebuah awal adalah akhir dari yang lama
Maksud : serupa dengan pintu terbuka dan tertutup

-Seperti sebuah coin, segala sesuatu akan punya 2 sisi, baik dan buruk
Maksud :
-Demikian juga hidup, bila ingin memperoleh sukses di satu sisi, maka kita harus siap berjuang dan menderita di sisi lain untuk mencapainya.
- Semua peristiwa pasti punya sisi baik dan sisi buruk

Di pikiranku ada tujuan yang jelas
Di dalam hatiku ada tekad dan semangat yang membara
Di belakangku ada dorongan orang-orang yang aku sayangi
Di sampingku ada rekan-rekan yang mendukung
Di hadapanku ada kemungkinan tanpa batas
Dengan salah satu dari semua itu aku pasti sukses
Lalu......, apa yang perlu aku takuti?

Lakukan untuk dirimu sendiri maka semua itu akan hilang saat kamu meninggalkan dunia ini, lakukan untuk orang lain maka itu akan kekal selamanya

Bahagia sesungguhnya diperoleh dengan:
Memberi dan bukan merebut
Mencintai dan bukan membenci
Jujur dan bukan berbohong
Berani dan bukan takut
Melindungi dan bukan menghancurkan
Berterimakasih dan bukan Serakah

"Ukur 2 kali Potong 1 kali "
Maksud: Pertimbangkan sebelum bertindak, dan saat bertindak hilangkan bimbang

Penghalang sesungguhnya dalam hidup ini adalah diri kita sendiri

Kita adalah apa yang kita pikirkan

Kemampuan kita adalah sebatas pikiran kita sendiri

"Tidak mungkin" artinya kita perlu berusaha sedikit lebih keras dan butuh waktu sedikit lebih lama

"Tidak mungkin" arti kata ini sesungguhnya adalah "belum tahu" atau.... "tidak mau”

Bila ingin keputusan yang paling anda sesali seumur hidup, buatlah saat anda dalam kondisi emosi yang berlebih ( terlalu marah, terlalu gembira, terlalu takut, terlalu sedih dll)

Kurangi menanyakan "mengapa" pada suatu masalah, perbanyaklah menanyakan "Bagaimana" untuk solusinya


-jangan pernah anda menyerah sebelum anda mencoba-
-semua hal tidak ada yg susah apabila kita mau berusaha-

"jangan berdoa meminta kemudahan dalam menjalani hidup, tapi berdoalah agar kmu diberikan kekuatan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan mu"

berusahalah semaksimal mungkin dan sisanya serahkan ke allah s.w.t
Hanya manusia lemah yang percaya akan nasib.. manusia yang kuat akan berjuang menciptakan dunianya sendiri..

seseorang dapat menjadi istimewa apabila dia percaya dirinya istimewa, maka dia dapat melakukan hal yang istimewa

Awali Hari Dengan Berdoa, JAlani Hari dengan Berusaha dan Akhiri Hari dengan Bersyukur

> kesempatan sering menyamar sebagai kesialan 
>kalau anda berpikir anda gagal, maka anda benar. kalau anda berpikir anda berhasil, maka anda benar juga
>do the best,be the best, god will do the rest

"Lakukanlah selagi bisa kau lakukan, karena kegagalan hanyalah sesuatu yang trertunda"

Selasa, 28 September 2010

Jangan Pernah Menyerah

  
Bila keadaan menjadi sukar, dan itu memang bisa terjadi

Bila jalan yang anda lalui begitu sulit karena terus menanjak tinggi

Bila uang anda sedikit sementara hutang bertumpuk

Bila anda ingin tersenyum tapi ternyata harus mendesah

Bila keresahan menekan

Beristirahatlah, namun jangan pernah menyerah

Sebab kehidupan ini aneh, ada tikungan ada belokan

Dan memang itulah kenyataannnya

Banyak kegagalan muncul

Namun anda akan menang bila terus gigih

Sukses hanyalah kegagalan yang dibalik

Awan keraguan tetap punya kilauan


Anda tidak pernah tahu sudah sedekat apa anda dengan keberhasilan

Rasanya begitu jauh, padahal nyatanya anda sudah sangat dekat

Maka tetaplah bertahan dalam pertarungan

Meski anda didera pukulan terkeras sekalipun

Ketika keadaan terasa paling buruklah justru anda tidak boleh menyerah


Senin, 27 September 2010

Sang Peneliti (perbandingan orang indonesia dan luar negri)



mengapa di Indonesia tidak muncul peneliti-peneliti yang tangguh yang namanya terdengar di seluruh dunia?
Heran juga. Padahal katanya orang Indonesia  kalau kuliah di luar negeri banyak yang memiliki prestasi.
kualitas mahasiswanya secara umum sepertinya tidak kalah dengan kualitas mahasiswa ITB yang di Indonesia.

coba amati beberapa hal dari peneliti luar negeri. Berikut ini adalah cuplikan beberapa karakteristik atau sifat peneliti luar negeri.



Memiliki obsesi terhadap suatu masalah. Peneliti barat (luar negeri) umumnya terobsesi oleh suatu masalah, baik mulai dari kecil ataupun mulai dari dewasa. Obesesi ini diteruskan tanpa memperdulikan halangan-halangan dan rintangan yang ada. Hal ini juga terjadi dalam kehidupan sehari-harinya. Ada orang yang memiliki obsesi mendaki gunung, sehingga semua usahanya dicurahkan untuk mendaki gunung. Ketika dia memiliki uang, maka dia akan pergi ke gunung-gunung yang sulit didaki. Sampai ke Himalaya pun dia kejar. Obsesi ini tetap dikejarnya meskipun dia tidak memiliki uang. Peneliti Indonesia umumnya tidak memiliki obsesi terhadap sebuah bidang. Mereka beralih kepada topik-topik yang sedang "in" atau yang memiliki potensi pendanaan. Alasan demi "dapur ngebul" merupakan alasan klasik yang sering ditemui.

Bekerja keras. Etos kerja dari orang barat nampaknya perlu ditiru. Jika seorang pekerja datang terlambat, maka dia akan menambahkan waktu kerjanya sendiri sehingga pekerjaannya dapat diselesaikan. Di tempat kita sering kita temui pekerja yang berleha-leha, santai saja. Di kantor baca koran, kongkow-kongkow dan rokokan. Kalau perlu, curi-curi waktu untuk pulang lebih cepat.


Pantang menyerah. Menghadapi tantangan, peneliti luar negeri pantang menyerah. Dalam mencoba sesuatu ribuan percobaan dilakukan. Edison menemukan lampu setelah ribuan kali mencoba. Banyangkan jika dia menyerah setelah gagal pada percobaan kesepuluh. Mungkin kita tidak punya lampu. Kegagalan di luar negeri bukan berarti aib. Ini merupakan bagian dari penelitian. Sementara di Indonesia kegagalan merupakan aib yang ditutup-tutupi.

Mendokumentasikan kegiatan dengan baik. Peneliti luar negeri selalu menggunakan logbook, work notes, dan catatan-catatan lainnya. Dengan demikian penerus penelitian tidak harus mulai dari awal lagi. Sementara peneliti di Indonesia sering hanya mengingat-ingat tanpa menuliskan temuannya (baik yang berhasil maupun yang gagal). Pendokumentasian ini sangat baik sehingga kita masih bisa membaca tulisan-tulisan atau karya ilmiah jaman dahulu. Pendokumentasian era juga hubungannya dengan perpustakaan. Kalau kita bandingkan di Indonesia dan di luar negeri, perpustakaan di Indonesia sangat menyedihkan dan tidak dianggap sama sekali.
Melanjutkan pekerjaan pendahulu.
Jujur terhadap ilmu pengetahuan.
Rajin membaca.
Tidak membutuhkan gelar.